Cloud Atlas adalah sebuah film yang
bercerita bahwa hidup akan terus berlanjut. Setelah kematian, manusia akan
hidup lagi dalam ruang waktu dan fisik yang berbeda. Segala perilakunya
mempengaruhi kehidupan yang selanjutnya. Dalam film ini, ada 6 kisah dengan
rentang jaman yang berbeda.
Cerita pertama, dimulai di Kepulauan Pasifik tahun
1849. Adam Ewing adalah seorang pengacara yang hendak pulang setelah bertemu
dengan Pendeta Horrox. Sebelum berlayar pulang, ia sempat melihat perkebunan
milik Horrox yang dikerjakan oleh budak (orang – orang berkulit hitam). Pada
saat itu, budak dianggap seperti unta yang memang dilahirkan untuk gurun, yang
tidak akan merasa kepanasan di bawah matahari seperti orang pada umumnya. Salah
satu budak, namanya Autua. Ia mengalami hukuman cambuk karena ia dianggap tidak
menjadi budak yang baik. Ketika Ewing menyaksikan hal tersebut, ia pingsan dan
ditolong oleh temannya sendiri yaitu dr. Henry Goose.
Yang dilakukan Ewing saat berada dalam kapal adalah menulis buku harian. Ketika
dalam perjalanan berlayar, ternyata Autua menyusup dan meminta bantuan Ewing
agar ia tidak dibunuh. Ia mau bekerja menjadi awak kapal di kapan milik Molynux
(kaptennya). Awalnya Ewing menolak, tetapi kemudian Ewing membantu dengan
sepenuh hati agar si kapten mengijinkan Autua tetap dalam kapal. Semakin lama,
kesehatan Ewing parah dan pada akhirnya diketahui bahwa Ewing sengaja diracuni
oleh Goose, temannya sendiri demi mendapatkan harta milik Ewing. Autua yang
mengetahui hal itu, membantu Ewing untuk melepaskan diri dari jeratan Goose,
sebagai balas budi. Goose akhirnya mati dibunuh oleh Autua.
Cerita kedua. Cambridge, 1936. Robert Fobrisher
adalah seorang gay. Pasangannya adalah Rufus Sixsmith. Fobrisher kabur lewat
jendela hotel setelah berhubungan dengan Sixsmith. Ia menuju ke kastil megah
milik Vyvyan Ayrs, seorang musisi ternama. Fobrisher akan bekerja pada Vyvyan,
sebagai penyalin lagunya. Sejak Fobrisher meninggalkan pasangannya, ia terus
rutin mengirimi Sixsmith surat – surat mengenai keberadaan dirinya. Ketika
bekerja bersama Vyvyan, ternyata Vyvyan memilki niatan jahat pada Fobrisher. Ia
mengambil karya – karya Fobrisher dan mengatasnamakan karya tersebut sebagai
karnyanya. Fobrisher diancam akan dibunuhnya jika melawan. Terakhir, Fobrisher
menciptakan karya “Cloud Atlas Sextet”. Cloud Atlas Sextet ini pernah datang di
mimpi Vyvyan, yang akhirnya direalisasikan oleh Frobisher. Yang menjadi
inspirasinya adalah buku harian Adam Ewing (1849) yang ditemukkannya.
Keberhasilannya ini membuat kesenangan sesaat yang menyebabkan Fobrisher
selingkuh dan berhubungan dengan Jocasta, istri Vyvyan. Sebelum karya Cloud
Atlas tersebut direbut oleh Vyvyan, Fobrisher membunuh Vyvyan lebih dulu
menggunakan pistol yang diambil dari kamar Vyvyan. Setelah Fobrisher menyelesaikan
karyanya tersebut, kemudian ia juga ikut bunuh diri.
Cerita ketiga. San Fransisco, 1973. Luisa Rey,
seorang wartawan majalah Spyglass, bertemu Sixsmith yang sudah tua secara tidak
sengaja. Mereka berdua terjebak dalam satu lift. Sifat Luisa sebagai seorang
wartawan yang rela berkorban pada saat itu sedang melakukan penelitian soal
daya nuklir yang akan menjadi pengganti kebutuhan minyak di Amerika, yang
dibuat oleh perusahaan milik Lloyld Hooks. Luisa juga memberikan nomor telepon
kepada Sixsmith sebelum mereka berpisah. Suatu ketika, Sixsmith menelepon Luisa
karena mau menyerahkan dokumen tentang nuklir tersebut. Tetapi Luisa datang
terlambat. Sixsmith sudah dibunuh di hotel tempat ia menginap oleh pembunuh
bayaran dari Lloyld Hooks dan dokumennya diambil. Setelah itu, Luisa masuk dan
menemukan surat – surat yang dibawa oleh Sixsmith. Surat – surat tersebut
adalah kumpulan surat dari Fobrisher. Tertarik pada karya Fobrisher tentang
Cloud Atlas Sextet, Luisa mencarinya di toko musik dan menemukan. Ia seperti
mengalami de javu, bahwa ia mengenal musik tersebut dengan baik.
Di luar surat – surat Fobrisher, Luisa juga bertemu dengan Isac, karyawan
perusahaan Lloyld Hooks. Isac merasa de javu terhadap Luisa. Dan ia juga
berusaha memberinya informasi tentang nuklir tersebut. Tetapi sayangnya Isac
terbunuh di pesawat saat perjalanan ke Seoul.
Cerita Keempat. London, 2012. Timothy Cavendish
merupakan penerbit buku dari Dermot Hoggins. Hoggins merupakan seorang penulis
buku. Bukunya tidak kunjung terbit karena ada kritikus (Felix Finch) yang
banyak mengkritik karyanya tersbut. Akhirnya Hoggins membunuh Finch dan ia
akhirnya dipenjara. Cavendish menjadi bangkrut dan terjerat utang yang berbelit
– belit, apalagi ketika geng dari Hoggins meminta pembagian hasil jual buku
tersebut. Tidak mendapat pinjaman uang di mana – mana, Cavendish lari ke
kakaknya sendiri, berharap dapat meminjamkan uang. Tetapi Denny, kakak
Cavendish malah menjebaknya masuk ke panti jompo dengan penyiksaan suster
Noakes. Semua adalah bentuk permainan dari sang kakak. Denny melakukan ini
karena dendam. Adiknya pernah berselingkuh dengan Gorgette, istri Denny.
Cerita Kelima. Neo Seoul, 2144. Jaman Korea modern
dimana para karyawan terbuat melalui sistem kloning genetik. Disebut sebagai
Fabricant (para pelayan). Orang – orang ini berkerja di sebuah restoran Papa
Song untuk melayani konsumen dengan baik. Ada blue print yang jelas terhadap keseharian para fabricant. Peraturan
– peraturan yang dibuat disebut dengan katekisme. Fabricant yang terkenal
bernama Yoona – 939 dan Sonmi – 451. Yoona berani melawan katekisme, sedangkan
tidak dengan Sonmi. Harapan satu – satunya sebagai fabricant adalah sebuah
kebahagiaan, dimana kebahagiaan itu dijanjikan oleh Seer Rhee (pimpinan Papa
Song), apabila bintang yang ada di kalung besi di leher masing – masing
fabricant berjumlah 12. Pemberian bintang ini dilakukan setiap tahunnya. Suatu
saat Yoona terbunuh karena melawan katekisme. Tinggal Sonmi yang kemudian
ditemukan oleh Hae Joo Chang dan dibawa keluar dari tempat tersebut. Di tempat
Hae Joo, Sonmi melihat video dokumenter dari Timothy Cavendish. Pada akhirnya,
Sonmi sempat melakukan pengakuan terhadap apa yang terjadi sebelum ia
ditangkap. Pesan – pesan dari Sonmi ini yang kemudian dipublikasikan oleh Archivis.
Cerita keenam. Big Isle, 106. Setelah perang di
tahun 2144 dan kiamat datang, bumi kembali ke jaman primitif, dimana ada perang
antar suku, terutama ada suku Kona sebagai suku kanibal. Disini juga kembali ke
kepercayaan animisme dan dinamisme. Georgia adalah iblis yang selalu menghantui
Zachry Bailey, penduduk desa. Istri Zach adalah Rose dan anaknya Catkin. Suatu hari, Zach pernah
bermimpi tentang kejadian – kejadian buruk yng menurutnya terjadi di masa lalu.
Di pedalaman tersebut, ada seorang peramal, yaitu Abbess yang kepercayaannya
pada dewi Sonmi. Tidak hanya Abbsess, tetapi semua menganggap Sonmi adalah
makhluk religius yang bisa menolong. Kemudian Zach dan keluarga bertemu dengan
Meronym, orang – orang dari kota jaman modern (prescient). Para prescient ini
datang setiap 2x dalam setahun untuk memberikan barter pada penduduk pedalaman.
Meronym datang untuk mencari Cloud Atlas, sebuah stasiun pengirim pesan pada
manusia di bumi, yang terletak di Mauna Sol. Pencarian ini dibantu oleh Zach
sebagai imbalan karena Meronym telah menyembuhkan Catkin yang sekarat dan
hampir mati (sebagai bentuk balas budi).
Film ini menjadi sangat menarik
apabila penonton mengerti seluk beluk dan kaitan antar pemain-pemainnya. Kita dapat
melihat bagaimana sebuah siklus kehidupan dijalani dengan sistem reinkarnasi
bagi yang mempercayai. Teka-teki dan problema di setiap kehidupan akan berbeda
dengan kehidupan sebelumnya ataupun yang akan datang. Karakter yang terbentuk
juga akan berbeda.
Sisi buruknya adalah film ini sulit
untuk dipahami apabila hanya sekali tonton. Kisah cerita yang berpindah-pindah
membuat penonton bingung. Tetapi jika sudah ditonton berkali-kali, maka
penonton akan memahami apa yang dimaksudkan dari cerita tersebut. Pelajaran
berharga yang dapat diambil dari film ini adalah timbal balik sebab akibat.
Perilaku dan perbuatan kita akan menentukan apakah akibat yang kita dapat.