Laman

Kamis, 19 Juni 2014

Kecelakaan Kapal yang Memuat Imigran Gelap

                Insiden kapal jenis pum-pum yang terbuat dari kayu terjadi pada Rabu, 18 Juni 2014 dini hari. Petugas darurat Malaysia mendapat panggilan darurat pertama pada 00.20 dan panggilan darurat yang kedua pada 03.20 waktu setempat. Kapal tongkang yang tenggelam di perairan Pulau Cary, Air Hitam, Selangor, Malaysia, masih belum diketahui penyebabnya. 97 orang asal Indonesia yang berada dalam kapal tersebut, belum semuanya ditemukan. Masih ada sekitar 30 orang yang hilang.

                Proses pencarian dan penyelamatan seluruh penumpang kapal tongkang masih diusahakan hingga Rabu siang kemarin. 61 WNI yang tidak memiliki ijin tinggal di Malaysia berhasil diselamatkan. Hingga saat ini, korban yang meninggal sudah berjumlah 11 orang (9 orang pria serta 2 orang wanita) dan semuanya tercatat sebagai warga Aceh. Jenazah-jenazahnya yang kini berada di Rumah Sakit Teungku Ampuan Rahima, Klang, Malaysia, akan diidentifikasi untuk mengetahui data korban selelngkapnya. Jika ada korban anak atau balita, akan dibawa ke tempat penampungan TKI bermasalah di Kedutaan Besar Indonesia.

                Herman Prayitno, Duta Besar Indonesia itu memperkirakan bahwa banyak pendatang tanpa ijin yang menggunakan jalan pintas, menggunakan perahu yang tidak muat, sehingga terjadi kecelakaan saat ada sesuatu yang menghambat penyebrangan (misalnya ombak atau angin kencang). Pendatang tanpa ijin tersebut sedang berangkat menuju Aceh.Dari hasil penyelidikan polisi Selangor bahwa kapal tenggelam terbalik karena kelebihan muatan. Kapal yang seharusnya hanya mampu menampu 40 orang, pada saat itu kapal mengangkut 97 orang.

                Kedutaan Besar Indonesia yang berada di Malaysia prihatin atas kecelakaan yang terjadi. Ia meminta agar para pekerja Indonesia tidak pulang ke tanah air  tanpa dokumen resmi karena hal tersebut membahayakan. Untuk mengatasi masalah tersebut, perwakilan Indonesia dan Malaysia sedang mengupayakan kepulangan mereka secara resmi dan aman.
               
                Pemerintah Aceh mengharapkan kepulangan secepatnya bagi korban selamat dan meninggal serta berharap tidak ada hukuman bagi imigran asal Aceh ini dari pemerintah Malaysia karena kecelakaan ini murni dianggap sebagai musibah. Koordinasi terus dilakukan antara pemerintah Aceh dengan pihak Kedutaan Besar RI di Malaysia.


Berita terkait:






Tidak ada komentar:

Posting Komentar