Insiden
kapal jenis pum-pum yang terbuat dari kayu terjadi pada Rabu, 18 Juni 2014 dini
hari. Petugas darurat Malaysia mendapat panggilan darurat pertama pada 00.20
dan panggilan darurat yang kedua pada 03.20 waktu setempat. Kapal tongkang yang
tenggelam di perairan Pulau Cary, Air Hitam, Selangor, Malaysia, masih belum
diketahui penyebabnya. 97 orang asal Indonesia yang berada dalam kapal
tersebut, belum semuanya ditemukan. Masih ada sekitar 30 orang yang hilang.
Proses pencarian
dan penyelamatan seluruh penumpang kapal tongkang masih diusahakan hingga Rabu
siang kemarin. 61 WNI yang tidak memiliki ijin tinggal di Malaysia berhasil diselamatkan.
Hingga saat ini, korban yang meninggal sudah berjumlah 11 orang (9 orang pria
serta 2 orang wanita) dan semuanya tercatat sebagai warga Aceh.
Jenazah-jenazahnya yang kini berada di Rumah Sakit Teungku Ampuan Rahima,
Klang, Malaysia, akan diidentifikasi untuk mengetahui data korban selelngkapnya.
Jika ada korban anak atau balita, akan dibawa ke tempat penampungan TKI
bermasalah di Kedutaan Besar Indonesia.
Herman
Prayitno, Duta Besar Indonesia itu memperkirakan bahwa banyak pendatang tanpa
ijin yang menggunakan jalan pintas, menggunakan perahu yang tidak muat,
sehingga terjadi kecelakaan saat ada sesuatu yang menghambat penyebrangan
(misalnya ombak atau angin kencang). Pendatang tanpa ijin tersebut sedang berangkat
menuju Aceh.Dari hasil penyelidikan polisi Selangor bahwa kapal tenggelam
terbalik karena kelebihan muatan. Kapal yang seharusnya hanya mampu menampu 40
orang, pada saat itu kapal mengangkut 97 orang.
Kedutaan
Besar Indonesia yang berada di Malaysia prihatin atas kecelakaan yang terjadi. Ia
meminta agar para pekerja Indonesia tidak pulang ke tanah air tanpa dokumen resmi karena hal tersebut
membahayakan. Untuk mengatasi masalah tersebut, perwakilan Indonesia dan
Malaysia sedang mengupayakan kepulangan mereka secara resmi dan aman.
Pemerintah
Aceh mengharapkan kepulangan secepatnya bagi korban selamat dan meninggal serta
berharap tidak ada hukuman bagi imigran asal Aceh ini dari pemerintah Malaysia
karena kecelakaan ini murni dianggap sebagai musibah. Koordinasi terus dilakukan
antara pemerintah Aceh dengan pihak Kedutaan Besar RI di Malaysia.
Berita terkait:
http://www.tempo.co/read/news/2014/06/18/173586161/Lima-TKI-Tewas-Akibat-Kapal-Tenggelam-di-Malaysia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar