Saat
itu tahun 2005, saat saya masih duduk di bangku SD. Seperti biasa, keseharian
kami adalah pergi pagi, pulang malam. Papa bekerja sebagai pegawai swasta di
sebuah pabrik sepatu di Krian. Mama juga bekerja sebagai pegawai swasta di
salah satu pertokoan di pusat kota Surabaya. Sedangkan saya sendiri bersekoloah
di SD Petra 7 Kalianyar yang juga berada di tengah kota.
Rumah
kami yang berada di daerah barat, membuat kami setiap hari menempuh perjalanan
jauh. Rutinitas dimulai pagi hari, papa berangkat bekerja, mama mengantar saya
ke sekolah dulu sebelum bekerja, dan sepulang sekolah saya pulang ke rumah
saudara yang tidak jauh dari sekolah saya. Setelah mama pulang kerja, saya
dijemput dan pulang ke rumah.
Pada
suatu saat sekitar pukul tujuh malam, ketika kami sampai di rumah, kami
terkejut karena jendela rumah sudah terbuka. Setelah kami masuk, yang paling
jelas adalah televisi 14 inch satu-satunya milik kami yang ada di rumah
tersebut hilang. Atap kamar mandi jebol dan jendela terbuka. Diperkirakan pencuri
tersebut masuk melalui atap kamar mandi dan keluar lewat jendela.
Kami
shock seketika dan memeriksa
barang-barang lain apakah ada yang hilang. Tapi ternyata tidak. Perabot elektronik yang kami punya saat itu hanya televisi dan kulkas kecil. Posisi kursi, meja makan dan dapur masih utuh, dan sepertinya belum terjamah. Rupanya telah
ada pencuri yang sudah berani masuk ke dalam rumah ini. Keadaan di perumahan
memang sangat sepi, entah itu siang hari atau malam hari. Mungkin maling-maling
itu nekat masuk karena telah mengetahui rutinitas kami yang pergi pagi dan
pulang malam setiap harinya. Tetapi sayang, mungkin juga ia tidak sempat
mencuri barang-barang lain karena keadaan yang tidak begitu aman.
Pada
saat tengah malam, ketika kami semua belum tidur, terdengar suara mobil dari
luar dan berhenti di depan rumah kami. Setelah diintip melalui jendela,
ternyata sebuah mobil box dan ada dua orang yang turun dari sana. Mereka berdua
celinguk’an melihat sekeliling rumah.
Papa yang mengetahui hal tersebut kemudia keluar rumah dan menggertak, sehingga
kedua orang tersebut kabur dengan segera. Tidak sempat melapor atau menelepon
polisi karena jika melakukan tindakan tersebut kemungkinan kedua pencuri
tersebut tambah nekat dan bisa membahayakan nyawa kami semua.
Diduga,
2 orang yang datang malam itu adalah pencuri yang kembali setelah mencuri
televisi sebelumnya. Tidak diketahui waktu pasti kapan maling-maling tersebut
masuk kedalam rumah. Kemungkinan mereka kembali adalah karena masih banyak
barang-barang berharga yang belum sempat diambilnya. Tetapi, karena mengetahui
pemilik rumah sudah datang maka mereka langsung pergi begitu saja dan tidak
jadi mencuri.
Penyebab
rumah ini bisa kemalingan adalah karena tidak dipasangnya teralis pada jendela
sehingga memudahkan orang lain keluar masuk rumah. Sejak kejadian itu, rumah
langsung dibenahi dan dipasang teralis, serta kunci rumah dan pagar ditambah
dan diperketat lagi.
Perasaan
saya saat mengalami kejadian itu adalah sedih, takut, dan tegang. Peraasaan sedih
muncul setelah tahu kalau rumah ini telah kemalingan, dan televisi itu dicuri. Dalam
suasana malam ketika pencuri itu datang lagi, suasana jadi tegang. Saya sendiri
takut jika terjadi apa-apa. Takut jika pencuri-pencuri tersebut berbuat nekat
dan menghabisi seluruh keluarga kami. Tetapi ternyata Tuhan masih melindungi
kami semua sehingga tidak terjadi apa-apa. Saya menjadikan kejadian tersebut
sebagai peringatan yang diberikan Tuhan bahwa kami masih kurang berhati-hati. Kejadian
terebut merupakan kejadian yang pertama dan semoga menjadi terakhir bagi
keluarga ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar