Laman

Kamis, 19 Juni 2014

Rumah Kemalingan, TV Satu-satunya Hilang



                Saat itu tahun 2005, saat saya masih duduk di bangku SD. Seperti biasa, keseharian kami adalah pergi pagi, pulang malam. Papa bekerja sebagai pegawai swasta di sebuah pabrik sepatu di Krian. Mama juga bekerja sebagai pegawai swasta di salah satu pertokoan di pusat kota Surabaya. Sedangkan saya sendiri bersekoloah di SD Petra 7 Kalianyar yang juga berada di tengah kota.

                Rumah kami yang berada di daerah barat, membuat kami setiap hari menempuh perjalanan jauh. Rutinitas dimulai pagi hari, papa berangkat bekerja, mama mengantar saya ke sekolah dulu sebelum bekerja, dan sepulang sekolah saya pulang ke rumah saudara yang tidak jauh dari sekolah saya. Setelah mama pulang kerja, saya dijemput dan pulang ke rumah.

                Pada suatu saat sekitar pukul tujuh malam, ketika kami sampai di rumah, kami terkejut karena jendela rumah sudah terbuka. Setelah kami masuk, yang paling jelas adalah televisi 14 inch satu-satunya milik kami yang ada di rumah tersebut hilang. Atap kamar mandi jebol dan jendela terbuka. Diperkirakan pencuri tersebut masuk melalui atap kamar mandi dan keluar lewat jendela.

                Kami shock seketika dan memeriksa barang-barang lain apakah ada yang hilang. Tapi ternyata tidak. Perabot elektronik yang kami punya saat itu hanya televisi dan kulkas kecil. Posisi kursi, meja makan dan dapur masih utuh, dan sepertinya belum terjamah. Rupanya telah ada pencuri yang sudah berani masuk ke dalam rumah ini. Keadaan di perumahan memang sangat sepi, entah itu siang hari atau malam hari. Mungkin maling-maling itu nekat masuk karena telah mengetahui rutinitas kami yang pergi pagi dan pulang malam setiap harinya. Tetapi sayang, mungkin juga ia tidak sempat mencuri barang-barang lain karena keadaan yang tidak begitu aman.

                Pada saat tengah malam, ketika kami semua belum tidur, terdengar suara mobil dari luar dan berhenti di depan rumah kami. Setelah diintip melalui jendela, ternyata sebuah mobil box dan ada dua orang yang turun dari sana. Mereka berdua celinguk’an melihat sekeliling rumah. Papa yang mengetahui hal tersebut kemudia keluar rumah dan menggertak, sehingga kedua orang tersebut kabur dengan segera. Tidak sempat melapor atau menelepon polisi karena jika melakukan tindakan tersebut kemungkinan kedua pencuri tersebut tambah nekat dan bisa membahayakan nyawa kami semua.

                Diduga, 2 orang yang datang malam itu adalah pencuri yang kembali setelah mencuri televisi sebelumnya. Tidak diketahui waktu pasti kapan maling-maling tersebut masuk kedalam rumah. Kemungkinan mereka kembali adalah karena masih banyak barang-barang berharga yang belum sempat diambilnya. Tetapi, karena mengetahui pemilik rumah sudah datang maka mereka langsung pergi begitu saja dan tidak jadi mencuri.

                Penyebab rumah ini bisa kemalingan adalah karena tidak dipasangnya teralis pada jendela sehingga memudahkan orang lain keluar masuk rumah. Sejak kejadian itu, rumah langsung dibenahi dan dipasang teralis, serta kunci rumah dan pagar ditambah dan diperketat lagi.

                Perasaan saya saat mengalami kejadian itu adalah sedih, takut, dan tegang. Peraasaan sedih muncul setelah tahu kalau rumah ini telah kemalingan, dan televisi itu dicuri. Dalam suasana malam ketika pencuri itu datang lagi, suasana jadi tegang. Saya sendiri takut jika terjadi apa-apa. Takut jika pencuri-pencuri tersebut berbuat nekat dan menghabisi seluruh keluarga kami. Tetapi ternyata Tuhan masih melindungi kami semua sehingga tidak terjadi apa-apa. Saya menjadikan kejadian tersebut sebagai peringatan yang diberikan Tuhan bahwa kami masih kurang berhati-hati. Kejadian terebut merupakan kejadian yang pertama dan semoga menjadi terakhir bagi keluarga ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar