Laman

Minggu, 09 September 2012

Teori Kultivasi




SEJARAH
George Gerbner adalah seorang profesor komunikasi yang berasal dari Hungaria. Gerbner mengemukakan bahwa televisi merupakan salah satu media simbolis yang mempertontonkan atau mencerminkan kebiasaan suatu masyarakat. Berdasarkan survey di tahun 2008, hampir 95% tayangan di televisi berisi kekerasan.
Kekuatan televisi muncul dari tanyangan – tayangan seperti drama dan sebagainya, yang dipertunjukkan jam demi jam, minggu demi minggu. Tetapi menurut Gerbner, masyarakat akan lebih memeperhatikan tentang kekerasan. Ia menyatakan bahwa kekerasan adalah cara yang paling mudah untuk menunjukkan siapa yang menang dan siapa yang kalah.
Gerbner membagi 2 kelompok penonton berdasarkan kebiasaan menonton televisi, yaitu kaum heavy viewer (menonton lebih dari 4 jam dalam sehari) dan kaum light viewer (menonton 2 jam atau kurang dalam sehari). Ia menyatakan bahwa heavy viewer mengembangkan kepercayaan berlebihan bahwa dunia merupakan sesuatu yang kejam dan menakutkan. Kekerasan yang ditonton memperkuat keyakinan mereka bahwa orang dan dunia tidak dapat dipercaya.

TEORI KULTIVASI
Teori kultivasi adalah teori sosial yang meneliti efek jangka panjang dari televisi. Televisi menjadi media utama yang digunakan penonton televisi untuk belajar tentang masyarakat dan budaya di lingkungannya. Oleh sebab itu televisi sangat menentukan persepsi yang dibangun oleh para penonton televisi tentang masyarakat dan budaya.
Teori Kultivasi dalam pada dasarnya menunjukkan paparan bahwa sesungguhnya televisi dari waktu ke waktu, secara halus "memupuk" pemikiran pemirsa tentang kenyataan yang ada di kehidupaln sehari - hari. Dampak yang dihasilkan dari teori ini akan berdampak pula pada seluruh budaya kita. Gerbner dan Gross (1976) mengatakan "televisi adalah media sosialisasi kebanyakan orang menjadi peran standar dan perilaku. Fungsinya adalah satu, enkulturasi".


CONTOH APLIKASI
Aplikasi teori kultivasi yang dapat dilihat dalam kehidupan sehari – hari seperti takut berjalan sendirian di malam hari. Seperti yang ada dalam sinetron kebanyakan. Sinetron ini menunjukkan bahwa wanita yang berjalan sendirian di malam hari, cenderung akan menimbukan kriminalitas, dimana korbannya adalah wanita itu sendiri. Hal ini disebabkan karena heavy view mempresepsikan tayangan di televisi secara berlebihan. Padahal, sebenarnya kemungkinan hal itu terjadi di dunia nyata adalah kecil. Kesimpulan ini diambil karena wanita lebih cenderung menjadi heavy view yang menonton sinetron, sehingga kebanyakan wanita akan lebih takut untuk berjalan sendirian dari pada pria.
Seseorang heavy view yang gemar menonton film thriller dari kecil, cenderung akan memiliki jiwa psikopat. Dia akan meyakinibahwa film – film yang ditontonnya adalah realitas kehidupan, dimana keadilan hanya akan bisa ditegakkan dengan kekerasan. Oleh karena itu, apa yang dipercayainya dari film tersebut, kemungkinan besar akan diterapkan di kehidupannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar